Rabu, 17 Juni 2009

Pondok Pesantren Nurul Ma'ad

Pondok Pesantren Nurul Ma’ad

Landasan Ulin, Banjarbaru

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka tugas generasi berikutnya adalah mengisi kemerdekaan dari berbagai aspek kehidupan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945. Sebagai warga bangsa yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan, yaitu mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, khususnya pendidikan Islam, maka KH. Ahmad Kusasi, B.A mendirikan lembaga pendidikan Islam yang diberi nama Pondok Pesantren Nurul Ma’ad pada tahun 1416 H bertepatan pada tahun 1996.

Untuk mewujudkan Pondok Pesantren Nurul Ma’ad, masyarakat di daerah Landasan Ulin, tidak merasa ragu menghibahkan dan memberikan sebagian hak miliknya yang berupa tanah lapang sebagai persiapan awal pembangunan.

Lembaga pendidikan ini akan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntunan dunia pendidikan. Dan diharapkan menjadi lahan persemaian bibit unggul. Ibarat sebuah biji yang tumbuh dari dasar, dalam arti kata tumbuh sebatang pohon dari hati masyarakat, maka

dengan tumbuhnya sebutir biji semoga tumbuh dengan baik dan subur .

Pondok Pesantren Nurul Ma’ad didirikan untuk mempersiapkan generasi penerus yang berjiwa Islamiah serta bertakwa kepada Allah SWT sehingga tidak goyah menghadapi kendala-kendala di masa mendatang. Di samping itu, dengan bekal pendidikan yang diperoleh di Pondok Pesantren Nurul Ma’ad diharapkan lahir manusia-manusia pembangunan yang tangguh dan dapat membanggakan dirinya menjadi insan yang memiliki IPTEK dan IMTAQ serta berakhlakul karimah dan peka terhadap kesetiakawanan sosial.


Keadaan Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren

Penduduk di sekitar pondok pesantren kurang lebih 350 kepala keluarga. Sekitar 99% bearagama Islam. Dan sekitar 50% diantaranya sangat taat dalam menjalankan ajaran agamanya. Di bidang ekonomi, mata pencarian masyarakat mayoritas petani dan buruh tani. Pertanian yang dilakukan oleh masyarakat adalah sayur-mayur .

Kehidupan masyarakat di sekitar pondok pesantren penuh dengan keakraban, yaitu setiap ada kegiatan selalu dilakukan dengan gotong royong seperti pembersihan lahan, pembangunan mesjid. Masyarakat juga sangat mendukung dengan penuh perhatian terhadap keberadaan pondok pesantren, dengan menyekolahkan anaknya di pondok tersebut.

Organisasi Kelembagaan

Pengelola dan penyelenggara pendidikan di lingkungan pondok pesantren ditangani oleh Sebuah tim pengurus yang terdiri dari ketua (K.H.Ahmad Kusasi, B.A sebagai Ketua yang pertama yang dilanjutkan oleh anak beliau H. Ahmad Ramadhan, S.Pd.I), sekretaris (H.Muhammad, S.Pd.I) bendahara (H. Adul Bar, S.E), dan anggota (H. Muhammad Noor, S.Ag)

Kegiatan Pendidikan dan Ciri Khas

1. Pendidikan sekolah

Jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Ma’ad adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMA Islami. Kurikulum yang digunakan adalah berpedoman pada kurikulum Departemen Agama (MI dan MTs) dan Departemen Pendidikan Nasional (SMU).

2. Pendidikan kepesantrenan.

Yang dimaksud dengan pendidikan kepesantrenan adalah pengajian salafiah meggunakan kitab kuning. Sistem pengajarannya menggunakan sistem klasikal atau madrasah. Jenjang yang diselenggarakan adalah Madrasah Diniyah Tazhizi (MDT), Madrasah Diniah Wustha (MDW), dan Madrasah Diniah Ulya (MDU).

Adapun materi-materi pelajaran yang diberikan dan kitab yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tingkat Madrasah Diniyah Tazhizi:

  1. Fiqih: al-Maadi al-Fiqhiyah
  2. Tauhid: al-Aqaid al-Diniyah
  3. Akhlaq: al-Akhlaq li al-Libanin 1
  4. Al-Qur’an: al-Qur’an al-Karim
  5. Tarikh: Khulashah Nur al-Yaqin 1
  6. Nahwu: Matan Jurumiyah
  7. Sharaf : Kitab al-Tasrif
  8. Bahasa Arab: Madarij al-Lughat al-Arabiyah
  9. Mahfudzat: Al-Hadits al-Mukhtarat
  10. Tajwid :

Tingkat Madrasah Diniyah Wustha:

  1. Al-Qur’an: al-Qur’an al-Karim
  2. Tafsir: Tafsir Jalalain
  3. Ushul Tafsir: Ilmu Tafsir
  4. Hadits: Riyadh al-Shalihin
  5. Mushthalah Hadits: Taqrirst al-Tsaniyah
  6. Tauhid: Kipayatul al-Awwam dan Jawahir al-Kalamiyah
  7. Ushul Fiqih: al-Luma’
  8. Fiqih: matan al-Ghayat wa al-Taqrib dan al-Bajuri
  9. Tarikh: Nur al-Yaqin
  10. Nahwu: Mukhtasar Jiddan dan al-Kawakib al-Durusiyah
  11. Sharaf: Matan Bian wa al-Asas dan al-Kailani
  12. Akhlak: Ta’lim al-Muta’alimdan Risalat al-Muawanah
  13. Lughatul Arabiyah: Lughat al-Arabiyah, Insya, Imla, dan Khat

Tingkat Madrasah Diniyah Ulya:

  1. Al-Qur’an: al-Qur’an al-Karim
  2. Ushul Tafsir: al-Itqan
  3. Mushthalah Hadits: al-Manhaj al-Lathif dan Tajrid al-Sharin
  4. Fiqih: I’anat al-Thalibin
  5. Tauhid: al-Husun al-Hamidiyah dan al-Dasuki
  6. Akhlaq: Minhaj al-Abidin
  7. Tarikh: Tarikh al-Khulafa dan Itmam al-Wafa
  8. Mantiq: sullam al-Mantiq
  9. Balaghah: Qawaid al-Lughat al-Arabiyah
  10. Lughat al-Arabiyah: al-Lughat al-Arabiyah, Insya, Imla, dan Khat
  11. Tafsir: Siraj al-Labib
  12. Hadits: Abi Jamrah, Muslim dan Tajrid al-Sharih
  13. Ushul Fiqih: Waraqat
  14. Nahwu: Qatr al-Nida dan Alfiyah
  15. Sharaf: Lamiyat al-Af’al

Keadaan Kyai, Ustadz/Guru dan santri

Jumlah santri yang belajar di pondok pesantren ini sebanyak 300 orang dengan rincian 162 santri mukim dan 138 santri yang tidak mukim. Dari 162 santri yang mukim, 110 laki-laki dan 52 perempuan.

Santri yang mukim terdapat di semua jenjang pendidikan:

1. Di tingkat MI (7 santri mukim dan 73 santri yang tidak mukim). Dan 7 santri mukim 6 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

2. Di tingkat MTs (40 santri mukim dan 25 santri tidak mukim). Dari 40 santri yang mukim,27 laki-laki dan 13 perempuan.

3. Di tingkat SMA (34 santri mukim dan 36 santri tidak mukim). Bagi santri yang mukim ada 21 laki-laki dan 13 perempuan.

4. Di tingkat MDW ( 78 santri yang mukim dan 7 santri yang tidak mukim). Perbandingan laki-laki dan perempuan terhadap santri yang mukim adalah 53 santri laki-laki dan 25 santri perempuan.

5. Di tingkat MDU (5 santri mukim ). Santri yang mukim 4 aki-laki dan 1 orang perempuan.

Santri sebanyak 300 orang tersebut diasuh dan dibimbing oleh 31 orang pengasuh, dengan perincian: kyai (1 orang), badal (1orang), ustadz (21 orang), dan guru (20 orang). Perbandingan antara laki-laki dan perempuan pengasuh adalah kyai dan badal (semuanya laki-laki), ustadz (20 orang laki-laki dan 1 orang perempuan). Sedangkan guru (9 laki-laki dan 11 perempuan).

Para pengasuh dan pembimbing menyebar disemua jenjang pendidikan yang diselengarakan oleh pondok pesantren. Kyai mengajar di pondok pesantren, badal mengajar di MDU, ustadz (14 mengajar di MDW dan 7 di MDU). Sedangkan guru (7 mengajar di MI, dan 7 mengajar di MTs dan 6 di SMA Islami)

Pendidikan para pembimbing dan pengasuh bervariasi: kyai berpendidikan S1, ustadz berpendidikan MDU dan guru (8 berpendidikan S1 dan 12 berpendidikan SLTA).

Kyai dan badal merupakan tenaga pengajar tetap di pondok. Mereka telah mengabdi lebih dari 5 tahun. Sebaliknya, semua ustadz sebagai tenaga pengajar honorer.

Adapun guru hanya 3 orang sebagai tenaga pengajar tetap. Yang lainnya, sebanyak 17 orang sebagai tenaga honorer. 9 di antaranya telah mengabdi kurang dari 5 tahun dan 11 orang telah mengabdi lebih dari 5 tahun.

Sarana dan Prasarana

Semua sarana dan prasarana yang menunjang lancarnya kegiatan belajar mengajar, kegiatan administrasi dan kegiatan-kegiatan lainnya meliputi:

1. Ruang belajar (13 lokal seluas 832 M²)

2. Ruang pimpinan pondok (1 lokal seluas 24 M²)

3. Kantor pusat (1 lokal seluas 104 M²)

4. Laboratorium (1 lokal seluas 105 M²)

5. Ruang perpustakaan (1 lokal seluas 195 M²)

6. Lapangan olah raga (2 buah seluas 160 M²)

7. Masjid jami’ (1 unit seluas 625 M²)

8. Asrama putra (5 lokal seluas 240 M²)

9. Asrama putri (2 lokal seluas 144 M²)

10. Rumah ustadz (5 unit seluas 104 M²)

11. Dapur umum (2 unit seluas 78 M²)

12. Ruang serba guna atau aula (1 lokal seluas 144 M²). Yang digunakan untuk pertemuan/acara bersama.

Luas seluruh bangunan yang dimiliki oleh pondok pesantren seluas 2.755 M² yang terletak di atas tanah seluas 10 hektar. Status bangunan adalah hak milik dan tanah juga hak milik dari wakaf.

ARTI LAMBANG PONDOK PESANTREN NURUL MA’AD

1. LAMBANG Pondok Pesantren Nurul Ma’ad bersegi lima artinya Pondok Pesantren Nurul Ma’ad berazaskan Islam dan Pancasila;

2. Pada lambang terdapat Bintang dan Kubah artinya menunjukkan Keimanan dan Ketaqwaan;

3. Pada lambang terdapat empat buah kitab artinya ahli sunnah waljamaah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, Ijma dan Qias;

4. Pada lambang terdapat polpen menunjukkan mengutamakan pendidikan;

5. Pada lambang terdapat ayat Qur’an Surah Al-Taubah Ayat 123 menunjukkan Visa dan Misi Pondok Pesantren;

6. Pada lambnag terdapat menara artinya menunjukkan penyebaran dan pengembangan Agama Islam/Dakwah islamiyah;

7. Pada lambang terdapat perisai artinya memperkuat persatuan dan kesatuan;

8. Pada lambang terdapat 1 Pondasi dua pilar menara artinya menunjukkan kemandirian dan sumber daya manusia yang kuat;

9. Pada lambang terdapat tahun artinya menunjukkan tahun berdirinya Pondok Pesantren Nurul Ma’ad;

10. Pada lambang terdapat Banjarbaru dan KALSEL, artinya bahwa Pondok Pesantren Nurul Ma’ad berada di KOTIF BANJARBARU Propinsi Kalimantan Selatan REPUBLIK INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar